Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha mengunggah postingan berupa video dirinya sedang menyanyi bersama warga. Melalui akun Twitter @Giring_Ganesha, ia membagikan momen bernyanyi lagu Laskar Pelangi dan turut mendoakan warga sekitar Stadiun Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara. Giring juga membagikan bantuan kepada warga korban gusuran di kawasan tersebut.
Dalam postingannya, Giring menuliskan bahwa suara terbaik di dunia adalah suara rakyat. Ia menambahkan soal adanya rakyat yang masih terpinggirkan. “Sementara masih ada mereka yang terlupakan dan terpinggirkan oleh ambisi Firaun yg gemar mengundang orang terpandang di pestanya,” lanjutnya.
Giring juga mengunggah momen dirinya memberikan bantuan ke warga yang sekitar JIS. Ia menyebut, warga tersebut merupakan korban gusuran dari proyek Firaun. “Seperti biasa @psi_id selalu melakukan aksi sosial kepada warga dan kebetulan hari ini kami temukan beberapa warga yang kurang beruntung tergusur oleh proyek yang dulu katanya hanya Firaun yang bisa melakukan,” tulisnya.
Sebelumnya, diketahui Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau Jakarta International Stadium (JIS), Tj Priok, Jakarta Utara, Minggu (16/1/2022) malam. Dalam peninjauan itu, Anies menyaksikan uji coba sound system dan fasilitas lainnya di JIS yang turut mengundang band Nidji dan penyanyi Afgan. Hal tersebut, terlihat dalam unggahan foto Anies Baswedan di akun resmi Instagramnya, @aniesbaswedan.
"Spektakuler! Melihat penampilan band Nidji saat uji coba sound system JIS semalam, sambil inspeksi 93% ketuntasan pembangunan stadion." "Musiknya menggelegar, suaranya merdu, tidak ada sumbang sumbangnya," tulis Anies. Dikutip dari Kompas.com , Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai, momen saling sindir antara Gubernur DKI Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha, hanyalah untuk menyenangkan masing masing pendukung kedua kubu.
Hal itu diungkapkan Adi dalam diskusi politik di Jakarta Selatan, Minggu (23/1/2022). "Kalau untuk kepentingan Jakarta, narasi (saling sindir) ini hanya untuk menyenangkan masing masing pendukung. Wah ini pemimpin kita, jagoan kita," kata Adi. Adi mencotohkan, ketika Anies mengundang Nidji, mantan band Giring, ke Jakarta International Stadium (JIS).
"Anies tidak langsung mengkritik Giring (tapi) dengan mengundang Nidji, itu senang pendukungnya," kata Adi. Dalam hal itu, menurut pengamatan Adi, Anies ingin mengatakan kepada Giring agar jangan berbicara politik dulu. "Anies ingin berkata 'aduh bro, kalau fals suaranya, jangan ngomong politik deh'. Secara tidak langsung Anies mengatakan, Giring ini kalau nyanyi bagus, tetapi kalau mau ngritik jelek banget," tutur Adi.
Namun, kata Adi, momen saling sindir itu harus dirawat dalam perpolitikan di Indonesia. "Penting bagi kita (yang) menekuni dunia politik, yang begini harus dirawat. Politik itu kan soal perkelahian, soal cara menegasi dan cara membantah, tinggal kuat kuatan di situ," kata Adi. Sementara yang tidak boleh, kata Adi, menganggap jalannya politik seperti majelis taklim.
Menurutnya, politik memang tempat berkelahi. "PSI kerjaannya mengkritik apa yang sudah dilakukan oleh DPRD (DKI) untuk membenahi Jakarta, itu kan serang serangan biasa. Kemudian masyarakat kita seakan akan ingin politik itu kayak majelis taklim, baik baik. Nggak bisa gitu," kata Adi. Adi menjelaskan, dalam momen saling sindir antara Anies dan Giring, masyarakat harus memposisikan Giring dan PSI sebagai oposisi.